Elsa - Disney's Frozen

Tuesday, 10 May 2016

makalah METODE ILMIAH DAN STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH (FILSAFAT)

Disini dibahas tentang metode ilmiah dan struktur pengetahuan ilmiah.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Sejak zaman dahulu manusia telah memiliki banyak pengetahuan. Pengetahuan-pengetahuan tersebuat merupakan pengalaman pribadi seseoaramg atau sekelompok orang. Pengalaman-pengalaman itu ada yang berasal dari temuan diri sendiri, dan ada pula hasil temuan orang lain. Baik temuan diri sendiri maupun temuan orang lain tentu berkaitan dengan bagaimana cara seseorang atau kelompok itu menemukan pengetahuan itu. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan indera manusia tentu mengalami kelemahan. Untuk itulah perlu adanya pemahaman tentang pengetahuan. Pemahaman tersebut dapat berupa ruang lingkup pengetahuan, bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, dan bagaimana pula untuk mendapatkan pengetahuan yang berdasarkan metode ilmiah. Pengetahuan yang didapatkan dengan cara-cara ilmiah tentu akan menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya dan bertahan cukup lama.
            Sehubungan dengan itu dalam filsafat kita mengenal bagian-bagiannya, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membicarakan objek-objek apa yang terjadi pembicaraan suatu ilmu, epistemologi membicarakan bagaimana suatu ilmu didapat, sedangkan aksiologi bagaimana pemanfaatan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya epistemologi sebagai suatu ilmu yang membicarakan asal-usul dan cara mendapatkan pengetahuan, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai epistemologi.

1.2 Rumusan Masalah
            Beradasarkan latar belakang makalah diatas selanjutnya timbul beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.Apa pengertian Metode Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah.                             
2.Apa saja macam-macam metode ilmiah.                                                                             
3. Apa saja fungsi pengetahuan ilmiah.
                                                                        
1.3 Tujuan dan Manfaat
            Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui metode ilmiah dan struktur pengetahuan ilmiah. Adapun manfaat tulisan ini sebagai penambahan wawasan khususnya diri penulis, kemudian juga kawan-kawan mahasiswa program studi kesehatan masyarakat.

                                                                                                                                                                                           
                                                            BAB II
                                      PEMBAHASAN
2.1 METODE ILMIAH DAN STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
           
Pengertian metode ilmiah secara etimologis, metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “ Meta” yang artinya sesudah atau dibalik sesuatu, dan “Hodos” yang artinya jalan yang harus ditempuh. Ada juga yang mengatakan metode berasal dari bahasa yunani ‘Methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan dalam bahasa latin ‘Methodus’ berarti cara. Metode menurut istilah adalah suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mecapai suatu tujuan-tujuan jadi, ia dapat dikatakan sebagai cara kerja ilmiah.
Metode ilmiah merupakn suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan cara langkah untuk memperoleh penetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada.

            Pengertian struktur pengetahuan ilmiah penetahuan ilmiah atau ilmu (bahasa inggris science dan latin scientia yang diturunkan dari kata scire), memiliki makna ganda, yaitu; mengetahui (to know), dan belajar (to learn). Sisi pertama to know menunjuk pada aspek statis ilmu, yaitu sebagai hasil, berupa pengetahuan sistematis. Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan (ilmu). Unsur disiplin membuat ilmu berkembang dengan cepat, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelekan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.
Pengetahuan yang diproses berdasarkan metode ilmiah merupakan pengetahuan yang “memenuhi syarat-syarat keilmuan”, dan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah ini diproses melalui serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakuakan dengan penuh disiplinan, dan dari karakter inilah maka ilmu sering dikonotasikan
Sebagai disiplin. Metode ilmiah mempunyai mekanisme “umpan balik” yang bersifat korektif, yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya.

2.2 Metode Ilmiah
            Suatu pengetahuan dapat disebut sebagai pengetahuan ilmiah bila didukung dua komponen yaitu konteks penemuan (contekt of discovery) dan konteks justifikasi (contekt of justification) yang memberikan justifikai dalam penemuan tersebut. Dalam metode penemuan yang merupakan hasil induksi dari pengamatan. Konteks justifikasi diberikan kemudian, yaitu berupa deduksi dari pengetahuan yang ditemukan, yang selanjutnya dierifikasi secara empirik. Untuk mendapatkan temuan yang ilmiah atau menggunakan metode ilmiah.
            Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara kerja pikiran.
            Dengan cara kerja inilah maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik tertentu yang dinamakan pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji sehingga pengetahuan tersebut dapat diandalkan.
2.2.1  Macam-macam Metode Ilmiah
            Berdasarkan objek pengamatannya dibagi menjadi dua yaitu:                            
A. Metode siklus-empirik
            Metode sillus-empirik ini menunjukan pada dua macam hal yan pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yng menunjukan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistasi secara indrawi. Metode ini digunakan dalam ilmu-ilmu kealaman (naturwissenschaft).
B. Metode linier
            Metode linier pada umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan humanistik (Geistenswissenschaft dalam bahasa inggris dikenal the humanities).                                      

Berikut ini adalah beberapa macam metode ilmiah di antaranya adalah yang dikemukakan oleh Amsal Bakhtiar (2006:152) sebagai berikut. Pengetahuan yang diproleh manusia melalui akal, indera dan lain-lain mempunyai metode sendiri dalam pengetahuan, diantaranya adalah:
1. Metode Induktif.                                                                                                                                    yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil obserfasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2. Metode Deduktif.                                                                                                                                   yaitu suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu pernyataan yang runtut.
3.Metode Positifisme.                                                                                                                                Yaitu suatu metode yang berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif.
4. Metode Kontemplatif.                                                                                                                           Mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda seharusnya dikembangkansuatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis.                                                                                                                                   Yaitu metode tanya jawab  (Socrates), metode dialektis adlah diskusi logika.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mencari kebenaran suatu ilmu. Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan umum terlebih bagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuan. Alur piker yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berfikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-ferifikasi pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah tertentu seperti berikut ini.             

A. Perumusan masalah.                                                                                                                            Perumusan masalah adalah pertama kali dilakukan. Dalam perumusan makalah ini perlu disusun masalah sejelas mungkin, mulai dari fariabel-fariabel penelitian sampai dengan definisi fariabel itu sendiri.                                                                                           
B. Perumusan  hipotesa.                                                                                                                           Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atau topic proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama.
C. pengujian hipotesa.                                                                                                                               Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungan semua fariabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada 3 jenis fariabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: fariabel bebas, fariabel terkait, dan fariabel control.                                  
D. Penarik kesimpulan.                                                                                                                            Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya.
2.2.2 Pembagian ilmu berdasarkan objek dalam metode ilmiah.
            Berdasarkan objek yang diamati dalam metode ilmiah, maka ilmu dibagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Naturwissenschaft
            Istilah jerman naturwissenschaften berarti ilmu kealaman yang objeknya adalah benda-benda fisik. Termasuk dalam tipe ilmu-ilmu kealaman adalah ilmu-ilmu seperti ilmu-ilmu fifika, kimia dan biologi, serta ilmu-ilmu khusus lain yang merupakan pengkhususan lebih lanjut ataupun cabang-cabang dan ilmu-ilmu tersebut, yang selanjutnya berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri, misalnya Fisiologi, Anatomi dan sebagainya.
B. Geistenswissenschaften/the humanities
            Geistenswissenschaften berarti ilmu-ilmu yang objeknya adalah hasil atau ekspresi roh manusia. Geistenswissenschaften sering disebut ilmu-ilmu sosial ataupun ilmu-ilmu human/kemanusiaan, yang dalam kerangka penulisan ini untuk                            
selanjutnya digunakan istilah ilmu-ilmu sosial-humanistik ini antara lain adalahEkonomi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi sosial/budaya, Ilmu Hukum, Psikologi                  
(untuk sebagian), Ilmu Bahasa,dan Ilmu Komunikasi (Theodorson, 1970) Ilmu-ilmu sosial humanistic seringkali disebut juga ilmu-ilmu tingkah laku (Behioral science) dan melalui istilah Geistenswissenschaften tercakup pengertian luas, sehingga kerap kali mencakup juga ilmu pengetahuan budaya.                                      


2.3 Struktur Pengetahuan Ilmiah
            Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai sifat menjelaskan berbagai gejala alam tersebut berdasarkan penjelasan-penjelasan yang ada.
2.3.1 Gambaran umum struktur pengetahuan ilmiah
Sebelum membahas skema struktur pengetahuan ilmiah, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian dari struktur. Pengertian struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun, susunan, bangunan (KBBI, 2004:128). Sementara menurut senn dalam suriasumantri (1990:128) meskipuntidak secara gambling ia menyampaikan bahwa ilmu memiliki bangun struktur.
            Ilmu itu bagaikan bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar tersebut tidak pernah langsung di dapat di alam sekitar.
            Lewat obserfasi ilmiah batu-batu sudah dikerjakan sehingga dapat dipergunakan. Upaya ini tidak dilakukan dengan sewenang-wenang, melinkan merupakan hasil petunjuk yang menyertai susunan limas ilmu yang menyeluruh akan makin jelas bahwa teori secar berbeda-beda meresap sampai dasar ilmu.
            Istilah pada ilmu pasti yang lama masih merunjuk pada sesuatu seperti ruang (ruang fisis), garis lurus (garis lurus lintasan sinar cahaya dalam hampa udara), sekarang lebih baik diganti dengan lambang tanpa arti seperti Y. Perkataan tertentu        
bisa disebut aksoima yang sebetulnya merupakan semacam definisi mengenai istilah-istilah itu, memberikan petunjuk bagaimana pengertian dasar ini dapat dipergunakan.
            Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan atau yang disebut sebagai ilmiah atau ilmu. Pengetahuan ilmiah ini diproses lewat serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karakteristik inilah maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin. Kemudian, disiplin ini memungkinkan ilmu berkembang relative lebih cepat bila dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu diibaratkan sebagai piramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya yang bersifat kumulatif dimana penemuan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang lainnya.
            Sebuah hipotesis yang teruji secara formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru memperkaya khasanah ilmu yang telah ada.
            Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuat,. Apabila sebuah pengetahuan baru itu benar, maka akan diterima oleh orang banyak. Sebaliknya, jika pengetahuan baru itu salah, maka lambat laun akan diketahui dan diperbaharui.
2.3.2 Hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
            Pada dasarnya ilmu dibangun secara bertahap dan sedikit demi sedikit. Dimana para ilmuan memberikan pemikiran menurut kemampuan masing-masing. Lalu, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala itu berdasarkan penjelasan yang ada.
            Sementara itu, teori diartikan sebagai pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin ilmu.  Contohnya, dalam ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro, sedangkan dalam fisika dikenal dengan teori mekanika Newton dan teori relatifitas. Sebuah teori bisanya terdiri dari hukum-hukum. Dalam teori ilmu ekonomi mikro misalnya kita mengenal hokum permintaan dan penawaran. Jika permintaan naik maka harga akan naik pula. Namun, sebaliknya jika permintaan berkurang, maka harganya pun akan turun pula.                                                                                                                                
            Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi atau secara ideal harus bersifat universal. Sekiranya hukum                          
permintaan dan penawaran hanya berlaku buat padi dan terbatas di daerah karawang saja, misalnya pengetahuan semacam ini kurang fungsional sebagai teori ilmiah.
2.3.3 Fungsi pengetahuan ilmiah
Berikutnya adalah ilmu atau pengetahuan ilmiah mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut:
1. Menjelaskan                                                                                                                                            ilmu dapat menjelaskan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
2. Meramal                                                                                                                                                   ilmu dapat memprediksi hal-hal apa yang akan terjadi dan menyiapkan antisipasi.
3. Mengontrol                                                                                                                                              ilmu senantiasa mengontrol perkembangan dan kemajuan zaman.
Berdasarkan uraian tersebut, sebagai contoh dari fungsi pengetahuan ilmiah tentang keterkaitan antara hutan gundul dengan banjir memungkinkan kita untuk bisa meramalkan apa yang akan terjadi sekiranya hutan-hutan terus ditebang sampai tidak tumbuh lagi. Sekiranya kita tidak menginginkan timbulnya banjir sebagaimana diramalkan oleh penjelasan tadi, maka kita harus melakukan kontrol agar hutan tidak dibiarkan menjadi gundul. Dari ramalan tersebut kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu menjadi kenyataan atau tidak. Demikian juga, jika kita mengetahui bahwa hutan-hutan tidak ditebang sekiranya ada pengawasan, maka untuk mencegah banjir kita harus melakukan kontrol agar kegiatan pengawasan dilakukan, agar dengan demikian hutan dibiarkan tumbuh subur dan tidak mengakibatkan banjir.                                                                                                                                                               

Ada empat jenis pola penjelasan dalam metode ilmiah, yaitu:
1. Deduktif                                                                                                                                                   mengunakan cara berfikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dan premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya,
2. Probabilitas                                                                                                                                             merupakan penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yangdengan demikian tidak memberi kepastian dimana penjelasan bersifat peluang seperti “kemungkinan”, “kemungkinan besar” atau “hampir dapat dipastikan”.
3. Fungsional/Teleologis                                                                                                             Merupakan penjelasan yang meletakan sebuah unsure dalam kaitannya dengan sistem secara keseluruhan mempunyai karakteristik dan perkembangan tertentu.

4. Genetik                                                                                                                                                     Menggunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya dengan menjeaskan gejala yang muncul kemudian.


selamat membaca, semoga bermanfaat :)

No comments:

Post a Comment